Halaman

Jumat, 11 Mei 2012

Mencoba Blended Learning

sebelum ngasih testimoni mengenai perkuliahan blended learning hari ini ada baiknya kita tahu apa itu blended learning. blended learning mengacu pada kuliah yang mengkombinasikan instruksi kelas face to face dengan online learning dan menurunkan jam tatap muka di kelas. hari ini kelas psikologi pendidikan mencoba untuk menerapkan sistem ini, sebenarnya sebelum kuliah di mulai hari ini peserta kuliah ini sudah di mulai untuk melakukan uji coba terhadap penggunaan fasilitas chatting dengan group (dalam kelas ini menggunakan gtalk) malam sebelum ini saya dan teman kelompok (Rica dan Sari) lain mencoba untuk melakukan uji coba dengan group talk di gtalk, kendala yang kami hadapi adalah masalah koneksi karena gtalk membutuhkan koneksi yang harus bagus untuk di akses berbeda dengan fasilitas chatting lainnya yang lebih mudah, ketika saya dan rica sudah online di gtalk sari belum juga bisa online dikarenakan jaringan yang tidak bagus, setelah menunggu berapa saat akhirnya sari online juga, tetapi masih ada kendalanya, ditengah tengah diskusi sari hilang, ternyata masalah koneksi lagi, setelah sari kembali giliran saya yang tiba-tiba terputus koneksinya, akhirnya kami memutuskan untuk tetap melanjutkan diskusi walaupun ada yang tiba-tiba menghilang, yang kami bahas pada saat uji coba group gtalk adalah tugas mini proyek. Diskusi ini membantu kami untuk mendiskusikannya karena sulit untuk kami untuk menemukan waktu yang tepat untuk diskusi secara face to face. Mengingat kendala yang dialami oleh kelompok kami di awal uji coba, saya bertanya bagaimana kalau hal ini terjadi dikelas besok dan ternyata memang kendala yang kami hadapi terjadi juga dikelas. Menurut saya jika kondisi jaringan internet cukup baik metode ini bisa digunakan, diskusi yang seperti ini memicu kita untuk berbicara, mungkin bagi sebagian orang sulit untuk berbicara ketika orang lain menatapnya, dan juga suasana yang lebih santai memunculkan ide-ide untuk diskusi dan bertanya. Tapi karena masalah yang kita hadapai adalah masalah koneksi internet sebaiknya kita perlu memperbaiki jaringan kita terlebih dahulu sebelum benar-benar menggunakannya.

kelompok
Rica Amelia (08-044)
Husna A. Aritonang (08-046)
Sari Amanda (08-112)

Kamis, 10 Mei 2012

Anak Luar Biasa (Anak Berkebutuhan Khusus)

Pengertian anak luar biasa
  • Anak yang membutuhkan pendidikan dan layanan khusus untuk mengoptimalkan potensi kemanusiannya secara utuh akibat adanya perbedaan kondisi dengan kebanyakan anak lainnya
  • Perbedaannya meliputi: ciri-ciri mental, kemampuan sensorik, fisik dan neuromuskular, perilaku sosial dan emosional, kemampuan berkomunikasi, ataupun kombinasi 2 atau lebih dari berbagai hal tersebut 
Berbagai Istilah yang Berkaitan dengan ALB
  • Disability, menunjukkan berkurang atau hilangnya fungsi organ atau bagian tubuh tertentu. Biasanya istilah ini digunakan secara bergantian dengan "impairment"
  • Handicap, merupakan masalah atau dampak dari kerusakan (disability atau impairment) yang dialami oleh individu ketika berinteraksi dengan lingkungan
  • At risk, anak yang meskipun tidak teridentifikasi memiliki kerusakan namun berpeluang mengalami hambatan atau masalah tertentu
Diagnosis atau Pelabelan Keluarbiasaan
  • Perlu memperhatikan sikap profesional dari orang yang melakukan identifikasi, ada kriteria yang jelas, dan tidak hanya fokus pada klasifikasi tetapi juga pada masalah dan penanganan yang tepat
  • Dampak positif: Memungkinkan anak mendapat perlakuan dan penerimaan yang tepat dari lingkungan
  •  Dampak negatif: Dapat membuat lingkungan memandang anak secara negatif, begitu juga anak memandang dirinya sendiri secara negatif
Pendidikan Luar Biasa di Indonesia
UU RI No. 2 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab VI pasal 32 (1) :
Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/ atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa 

 
Tujuan PLB di Indonesia
  • Mengembangkan kehidupan anak didik dan siswa sebagai pribadi
  • Mengembangkan kehidupan anak didik dan siswa sebagai anggota masyarakat
  • Mempersiapkan siswa untuk dapat memiliki keterampilan sebagai bekal memasuki dunia kerja
  • Mempersiapkan anak didik dan siswa untuk mengikuti pendidikan lanjutan
Jenis SLB  
1. SLB A: Untuk tuna netra
     Persyaratan : Keterangan dari dokter mata, umur sebaiknya 3 – 7 thn dan tidak lebih dari 14 thn
2. SLB B: Untuk tuna rungu
     Persyaratan : Keterangan dari dokter THT, umur sebaiknya 5 – 11 tahun
3. SLB C: Untuk tuna grahita IQ 50 – 75
           C1: Untuk tuna grahita IQ 25 – 50
  Persyaratan: Keterangan IQ dari psikolog, keterangan dari sekolah terakhir dan umur sebaiknya 5,5 – 11 thn
4. SLB D: untuk tuna daksa dgn IQ normal
           D1: untuk tuna daksa dgn IQ < normal
  Persyaratan: keterangan dokter umum, ortopedi dan syaraf, keterangan psikolog, umur 3 – 9 tahun
5. SLB E: untuk tuna laras
  Persyaratan: anak mengalami kesulitan menyesuaikan diri atau pernah melakukan kejahatan, umur antara 6 – 18 tahun
6. SLB G: untuk tuna ganda
  Persyaratan : keterangan dari dokter dan psikolog